MASA PERGANTIAN KHALIFAH DALAM ISLAM
  1. Khalifah Rasyidah
Nabi Muhammad SAW. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik setelah beliau wapat. Beliau tampaknya meyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah tidak lama setelah beliau wapat belom lagi jenajahnya dimakamkan sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di balai kota bani sa’idah, Madinah. Mereka memusawarahkan siapa yang di pilih jadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing pihak, baik Muhajirin maupun Anshar sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat islam. Namun dengan semangat Ukhuwah Islamnya yang tinggi akhirnya Abu Bakar terpilih. Rupanya, semangat keagamaan Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam sehigga masing-masing pihak menerima dan membaiatnya.


Sebagian pemimpin umat Islam setelah rasul, Abu Bakar disebut khalifah Rasullilah (Pengganti Rasul) yang dalam perkembangan selanjutnya di sebut khalifah saja. Khalifah adalah Pemimpin yang di angkat sesudah Nabi wapat untuk menggantikan Beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin Agama dan Kepala Pemerintahan.
Abu Bakar menjadi khalipah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam nengeri terutama tantangan yang di timbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan madinah. Mereka menganggap, bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad, dengan sendirinya batal setelah Nabi wapat. Karena itu, mereka menentang Abu Bakar. Karena sikat keras kepala dan penentangan mereka yang dapat menbahayakan agama dan pemerintahan, Abu Bakar manyelsaikan persoalan ini dengan apa yang di sebut perang Riddah (perang melawan kemurkaan). Khalidin Al Walid adalah Jenderal yang bayak berjasa dalam perang Riddah ini.
Tampaknya kekuasaan yang dijalankan pada masa khalipah Abu Bakar, sebagai mana pada masa Rasullulah, bersipat senteral; kekuasa legeslatip, Eksekutip, dan Tudikatip terpusat ditangan khalifah, selain menjalankan roda Pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad, Abu Bakar selalu mengajak sehabat-sahabt besarnya bermusawarah.
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam nengeri barulah Abu Bakar mengirim kekuatan ke luar arabia. Khalidin Walid dikirim ke Irak dan dapat menguwasai Al-Hirah di tahun 634 M. Ke Syria di kirim eksepedisi di bawah pimpinan empat jenderal yaitu Abu Ubaidah, Amribn’Ash, Yazidin Abi Sofyan, dan Surahbil. Sebelomnya pasukan di pimpin oleh Usamah yang masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalidin Walid diperintahkan meninggalkan Irak dan melalui Gurun Pasir yang jarang di jalani ia sampai ke Syria.
Abu Bakar meninggal dunia sementara barisan depan pasukkan Islam sedang mengancam Palestina, Irak, dan kerajaan Hirah. Ia diganti oleh” Tangan Kanannya, Umar Bin Khatab. Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat kemudian mengankat Umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan dekalangan umat islam. Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut teryata di terima Masyarakat yang segera secara berramai-ramai membait Umar. Umar meyebut dirinya Khalipas Khalifati Rasullilah (penganti dari penganti rasullulah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin (komandan orang-orang beriman).
Di jaman Umar gelombang Ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi, ibu kata Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria sebagai basis ekspansi di teruskan ke Mesir di bawah pimpinan ‘Amr bin’Ash dan ke Irak di bawah pimpinan Sa’ad bin Abi Waqqash. Iskandaria, Mesir jatuh kebawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah kota Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637 M. Dari sana serangan di lanjutkan ke ibu kota Persia, Al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Mosul dapat di kuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebian besar wilayah Persia, dan Mesir.
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera mengatur adminstrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia. Administrasiasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi: Mekkah, madinah, Syria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa departemen yang di pandang perlu didirikan. Pada masanya mulai diatur dan diterbitkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga Yudikatif dengan lembaga Eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawaban kepolisian dibentuk. Demikian pula jawapan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait Al-Mal, menempa mata Uank, dan menciptakan tahun Hijriah.
Umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H /634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia di bunuh oleh budak dari Persia bernama Abu Lu’lu’ah. Untuk menentukan penggantinya, Umar tidak menepuh jalan yang di lakukan Abu Bakar. Dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang di antaranya menjadi Khalipah. Enam orang yang disebut adalah Usman, Ali, Talhah, Zubair, sa’ad, bin Abi Waqqas, dan abdulrahman bin’Auf. Setelah Umar wafat, tim ini bemusawarah dan berhasil menunjuk Usman sebagai khalifah, melalui persaigan yang agak dengan Ali Bin Abi Thalib.
Dimasa pemerintahan Usman (644-655 M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil di rebut. Eks Islam pertama berhenti sampai disini.
Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paroh terakhir masa Kekhalipfahannya, muncul perasaan tidak puas dan kecewa dikalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini mungkin karena umurnya yang lanjut (di angkat dalam usia 70 tahun) dan sipatnya yang lemah lembut. Akhirnya, pada tahun 35 H /655 M,Usman di bunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang kecewa itu.
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak Rakyak kecewa terhadap kepemimpinan Usman adalah kebijaksanaanya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting diantaranya adalah Marwan bin Hakam. Dialah pada dasarnya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Usman hannya menyandang gelar khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting, Usman laksana boneka di hadapan kerabatnya itu. Dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya di bagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Usman sendiri.
Meskipun dekian, tidak berarti bahwa pada masanya tidak ada kegiatan-kegiatan yang penting. Usman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembangian air kekota-kota. Dia juga menbangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid, dan memperluas masjid Nabi di Madinah.
Setelah Usman wapat, masyarakat beramai-ramai membait Ali Bin Abi Talib sebagai khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikitpun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan setabil. Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang di angkat oleh Usman dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada nengara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan diantara orang-orang Islam sebagai mana penah diterapkan Umar.
Tidak lama setelah itu, Ali bin Abi Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair, dan aisyah. Alasan mereka, Ali tidak mau menghukum para pembunuh Usman dan mereka menuntut bela terhadap darah Usman yang telah ditumpahkan secara zalim. Ali sebenarnya igin sekali menghindari perang. Dia mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyelsaikan perkara itu secara damai. Namun, ajakan tersebut di tolak. Akhirnya, pertempuran yang dahsyat pun berkobar. Perrang ini dikenal dengan nama “Perang Jamal (Unta)” karena aiysah dalam pertempuran itu menunggang unta. Ali berhasil mengalahkan lawannya. Zubair dan Thalhah terbunuh ketika hendak melarikan diri, sedangkan Aiysah ditawan dan dikirim kembali kemadinah.
Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan Ali juga mengakibatkan timbuknya perlawanan dari Gubernur di Damaskus Mu’awiyah,yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehiligan, kedudukan dan kejayaan. Setelah berhasil memadam pemberontakan Zubair, Thalhah, dan Aisyah. Ali bergerak dari kupah menuju damaskus dengan sejumlah besar tentara. Pasukannya bertemu dengan pasukkan Mu’awiyah di Shiffin. Pertempuran terjadi disini yang dikenal dengan nama Shiffin. Perang ini diakhiri dengan tahkim (Arbitrase), tapi tahkim teryata tidak menyelelsaikan masalah, bahkan, menyebabkan timbulnya golongan ketiga, Al-Khawarij, orang-orang yang keluar dari barisan Ali. Akibatnya, diujung masa pemerintahan Ali bin Abi Tholib, umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Mu’awiyah, Syi’ah (pengikut Ali), dan Al-Khawarij (orang-orang yang keluar dari barisan Ali). Kedaan ini tidak menguntungkan Ali. Munculnya kelompok Al-Khawarij menyebabkan tentaranya semakin lemah, sementara posisi Mu’awiyah semakin kuat. Pada tanggal 20 Ramaddan 40 H (660 M), Ali terbunuh Oleh Salah kawarij.
Kedudukan Ali sebagai khalipah kemudian dijabat oleh anaknya Hasan selama beberapa bulan. Namun, karena Hasan teryata lemah, sementara Mu’awiyah semakin kuat, maka hasan membuat perjanjian damai. Perjanjian ini dapat menyatukan umat Islam kembali dalam satu kepemimpinan politik, dibawah Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Disis lain, perjanjian itu juga menyebabkan Mu’awiyah penguasa absulot dalam Islam. Tahun 41 H (661 M), tahunpersatuan itu, dikenal dalam sejarah sebagai tahun jama’ah (‘am jama’ah). Dengan demikian, berakhirlah apa yang disebut dengan masa Khulafa’ur Rasiyidin dan dimulai lah kekuasan Bani Umayah dalam sejarah politik Islam.
Ketika itu, wilayah kekuasan Islam sangat luas. Ekspansi kenegeri-negeri yang jauh dari pusat kekuasaannya dalam waktu tidak lebih dari setengah abad, merupakan kemenangan menabjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak pernah mempuyai pengalaman politik yang memadai. Paktor-paktor yang meyebabkan ekspansi itu demikian cepat antara lain adalah :
  1. Islam, disamping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan, juga agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.
  2. Dalam dada para sahabat Nabi tertanam keyakinan tebal tentang kewajipan keyerukan ajaran-ajaran Islam (Dakwah) keselur penjuru dunia. Disamping itu, suku-suku bangsa Arab gemar berperang. Semangat dakwah dan kegemaran berperang tersebut membentuk satu kesatuan yang padu dalam diri umat Islam.
  3. Bizantium dan Persia, dua kekuatan Timur Tenggah pada waktu itu, mulai memasuki masa kemunduran dan kelemahan, baik karna sering terjadi peperangan antara keduanya maupun karna persoalan-persoalan dalam negeri masing-masing.
  4. Pertentangan aliran agama di wilayah Bizantium mengakibatkan kehilangan beragama bagi rakyat. Rakyat tidak senang karena pihak kerajaan memaksakan aliran yang di anutnya. Mereka juga tidak senang karna pajak yang tinggi untuk biaya peperangan melawan Persia.
  5. Islam datang ke daerah-daerah yang di masukinya dengan sikap Simpatk dan Toleran, tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk Islam.
  6. Bangsa Sami di Syria dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang bangsa Arablebih dekat dengan mereka dari pada bangsa Eropa, Bizantium, yang memerintah mereka.
  7. Mesir, Syria, dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan itu membatu penguasa Islam untuk membiayai Ekspansi kedaerah yang lebih jauh.
Mulai dari masa Abu Bakar smpai kepada Ali dinamakan Priode Khalifah Rasydah. Para Khalipah di sebut Al-Khulafa’al-Rasydun, (Khalifah-khalifah yang mendapat pentunjuk). Ciri masa ini adalah para Khalifah betul-betul menurut teladan nabi. Mereka di pilih melalui proses musyawarah, yang di dalam istilah sekarng disebut Demokratis. Setelah priode ini, pemerintahan islam berbentuk kerajaan. Kekuasaan di wariskan secara turun temurun. Selain itu seorang Khalifah pada masa Khlifah Rasyidin, tidak pernah bertindak sendiri ketika negara menghadapi kesulitan. Mereka selalu bermusyawarah dengab pembesar yang lain. Sedangkan khalifah-khalifah sesudahnya sering bertindak Otoriter.
  1. Khalifah Bani Umayah
Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayah, pemerintahan bersipat Demogratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun menurun). Kehalifahan Muawiyah diperoleh melalui kekerasan diplomasi dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbayak, (Pilkada). Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rajyatnya untuk mengatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Muawiyah bermaksud monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunkan Istilah Khalifah, namun dia memberikan interperetasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut dia menyebutkannya “Khalifah Allah” dalam pengertian “pengusa” yang diangkat oleh Allah (Munafik).
Kekuasaan bani Umayah berumur kurang lebih 90 tahun Ibu Kota negara dipindahkan Muawiyah dari madinah ke Damaskus, tempat Ia berkuasa sebagai Gubernur sebelumnya. Khalifah-Khalifah besar Dinasti Bani Umayah ini adalah muawiyah Bin Abi sofyan (661-680 M) Abdul Al-Malik Bin Marwan (685-705 M) Alwalid Bin Abd Malik (705-715 M) Umar Bin Abd Al-Aziz (717-720 M) dan Hasim Bin Abd Al-Malik (724-743 M).
Ekpansi yang terhenti pada masa Khalifah Usman dan Ali dilanjutkan kembali oleh Dinasti ini. Di zaman Muawiyah, tunisia dapat ditaklukkan. Disebelah timur muawiyah dapat menguawasi daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai Kabul. Angkatan Lautnya melakukan seragan-serangan ke Ibu Kota Bajantium Konstantinopel. Ekspansi ke Timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh Khalifah Abd Al-Malik. Dia mengirim tentara meyebragi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan balkh, Bukhara, Wawajrij, Ferghana, dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke india dan dapat menguawasai Balukhistan, Sind, dan daerah puncak sampai ke maltan.
Ekspansi ke Barat secara besar-besaran dilanjutkan di jaman Al-Walid Bin Abd Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman, Kemakmuran dan ketertipan. Umat Islam merasa bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih 10 tahun itu tercatat suatu ekspedisi meliter dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, Benua Eropa yaitu pada tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Makroko dapat ditundukkan, Tariq Bin Ziyad, pemimpin pasukkan Islam dengan Pasukkannya menyebragi selat yang memisahkan antara marokko dengan benua eropa dan mendarat disuatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (jabal Tariq). Tentara sepayol dapat dikalahkan dengan demikian Sepayol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu Kota Sepayol, Kordova, dengan cepat dapat dikuasi. Menyusul setelah kota-kota laen seperti Serville, Elvira, dan Toledo yang di jadikan ibu kota Sepanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova. Pasukan Islam memproleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa di jaman Umar Bin Adb Al-Aziz, serangan di lakukan ke Prancis melalui pengunungan Piranee. Serangan ini di pinpin oleh Abd Al-Rahman Bin abdullah Al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers. Dari sana ia mencoba menyerang Tours, Al-Ghafiqi terbunuh dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol di samping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah jaga jatuh ketangan Islam pada jaman Bani Umayah ini.
Dengan keberhasilan Ekspansi ke beberapa daerah, baik di Timur maupun Barat, wilayah kekuasaan islam pada masa Bani Umayah ini betul-betul sangat luas daerah-daerah itu meliputi Spayol, Aprika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Apganistan, daerah yang sekarang disebut pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia tengah.
Di samping ekspansi kekuasaan Islam Bani Umayah juga bayak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang. Muamiyah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap serta peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada masanya,jabatan khusus seorang hakim (qadhiI) mulai berkembang rlamenjadi profesi tersendiri, Qadhi adlah seorang sepecialis di bidangnya. Abd Al-Malik mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang di pakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan arab.Khalifah Abd al-Malik juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi Administrasi pemprintahan islam. Keberhasilan Khalifah Abd Al-Malik di ikuti oleh putranya A-Walid Bin Abd Al-Malik (705-715 M) seorang yang berkemampuan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan. Dia membangun panti-panti untuk orang cacat. Semua personel yang terlibat dalam kegiatan yang humanis ini di gaji oleh pemerintah secara tetap. Dia juga membangun jalan-jalan raya yang menghubugkan suatu daerah kedaerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemeritahan, dan masjid-masjid yang megah.
Meskipun keberhasilan banyak di capai Dinasti ini, namun tidak berarti bahwa politik dalam negeri dapat dianggap stabil. Muawiyah tidak menaati isi perjanjiannya dengan Hasan Bin Ali ketika dia naik tahta, yang menyebutkan bahwa persoaalan pengantiaan pemimpin setelah Muawiyyah dia di serahkan kepada pemilihan umat Islam. Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid sebagai putra mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan Oposisi di kalangan rakyat yang mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.
Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh termuda di Madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya. Yazid kemudian mengrim surat kepada gubernur madinah, memintanya memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya dengan cara ini, semua orang terpaksa tunduk, kucuali Husein Bin Ali dan Abdullah Bin Zubair. Besama dengan itu, Syi’ah (pengikut Ali) melakukan Konsoliditasi (penggabungan) kekuatan kembali. Perlawanan terhadap Bani Umayyah di mulai oleh Husein Bin Ali. Pada tahun 680 M, dia pindah dari Makkah ke Kufah atas permintaan Syi’ah yang ada di iraq. Umat islam di daerah itu tidak mengakui Yazid. Mereka menggkat Husain sebagai Khalifah. Dalam pertempempuran yang tidak seimbang di Karbel, sebuah daerah di dekat Kufah, tentara Husein kalah dan husein mati terbunuh. Kepalanya di penggal dan di kirim ke Damaskus sedang tubuhnya di kubur di Karbel.
Perlawanan orang-orang Syi’ah tidak padam dengan terbunuhnya Husein. Gerakan mereka bahkan menjadi lebih keras, lebih gigih, dan tersebar luas. Banyak pemberontakan yang di pelopori kaum Syi’ah yang terjadi. Yang termasuk diantaranya adlah pemberontakan Mukhar di Kufah pada tahun 685-687 M. Mukhtarmendapat banyak pengikut dari kalangan kaum mawaliI.yaitu umat Islam bukan Arab, berasal dari Persia, Armenia, dan lain-lain yang pada masa Umayyah di anggap sebagai werga negara kelas dua.Mukthar terbunuh dalam peperangan melawan gerakan Oposisi lainnya, gerakan Abddullah Bin Zubair.namun, Zubair juga tidak berhasil menghentikan gerakan Syi’ah.
Adullah bin Zubair membina gerakan oposisinya di Makkah setelah dia menolak sumpah setia terhadap Yazid.akan tetapi, dia baru menyatakn dirinya secara terbuka sebagai Khalifah setelah Husein Bin Ali terbunuh. Tentara Yazid kemudian mengepung Makkah. Dua pasukan bertemu dan pertempuranpun tak terhentikan. namun, peperangan berhenti karena Yazid Wafad dan tentara Bani Umayyah kembali ke Damaskus. Gerakan Abdullah Bin Zubair baru dapat di hancurkan pada masa Kekhalifahan Abd Al-Malik. Tentara Bani Umayyah di pinpin Al-Hajjaj berangkat menuju Thaib, kemudian kemadinah, ke Makkah, dan akhirnya meneruskan perjalanan ke Makkah. KA’BAH diserbu. Keluarga Zabair dan sahabatnya melarikan diri, sementara Bin Zubair sendri dengan gigih melakukan perlawanan sampai akhirnya terbunuh pada tahun 73 H / 692 M.
Selain gerakan diatas, gerakan-gerakan anarkis yang dilancarkan kelompok Khawarij dan Syi’ah juga dapat diredamkan keberhasilan memberantas gerakan-gerakan itulah yang membuat oreintasi pemerintahan dinasti ini dapat diarahkan kepada pengamanan daerah-daerah kekuasaan diwalayah Timur (meliputi kota-kota disekitas Asia Tengah) dan wilayah afrika bagian utara, bahkan membuka jalan menaklukkan Spayol.
Hubungan pemerintahan dengan golongan oposisi membaik pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abd Al-Aziz (717-720 M). Ketika dinobatkan sebagai Khalifah, dia menyatakan bahwa memperbaiki dan meningkatkan Nengeri yang berada dalam wilayah Islam leb ih baik dari pada menambah perluasanya. Ini bahwa perioritas utama adalah pembangunan dalam Negeri. Meskipun masa keperintahannya sangat singkat, dia berhasil menjalin hubungan baik dengan golongan Syi’ah. Dia juga memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya pajak diperingan kedudukan mawali disesejarkan dengan muslim Arab.
SEPENINGGAL Umar Bin Abd al-Aziz, kekuasaan Bani Umayah berada dibawah khalipah Yazid Bin Abd Al-Malik (720-724 M). Penguasa yang satu ini terlalu cebderung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan Rakyat. Masyarakat yang sebelomnya hidup dalam ketemteraman dan kedamaian, pada jamanmya berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang dan kepentingan Etnis Politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid Bin Abd Al-Malik. Kerusakan terus berlanjut hingga masa pemerintahan khalifah selanjutnya, Hisyam Bin Abd Al-Malik (724-743 M). Bahkan, dijaman Hisyam ini muncul satu kekuatan baru yang menjadi tanggan berat bagi Pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Haysim yang didukung oleh golongan Mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan berikutnya, kekuatan baru ini mampu menggulingkan dinasti Umayyah dan menggantikannya dengan dinasti baru, Bani Abbas. Sebenarnya Isyam Bin Abd Al-Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil. Akan tetapi karena gerakan oposisi terlalu kuat khalifah tidak berdaya mematahkanya.
Sepeninggalan Hisyam Bin Abd Al-Malik, khalifah- khalifahBani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat gologan oposisi. Akhirnya pada tahun 750 M, daulat Umayyah digulingkan Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim Al-Kurasani. Marwan bin Muhammad, Khalifah terrakhir Bani Umayyah, melarikan diri ke Mesir, ditangkap dan dibunuh disana.
Ada beberapa paktor yang menyebabkan dinasti bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah :
  1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi teradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketikjelasannya sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat dikalangan anggota kelurga Istana.
  2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi’ah (pengikut para Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka, seperti dimasa awal dan akhir bahkan secara tersembuyi seperti dimasa kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadapa gerakan ini banyak meyedok kekuatan pemerintah.
  3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan Etnis antara suku Arabiya Utara (bani Qays) dan Arabi Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak jaman Sebelom Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang kesatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non Arab) terutama di Irak wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena setatus mawali itu menggambarkan suatu infeoritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
  4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani umayyah disebabkan oleh sikap hidup mewah dilingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan takkala mereka mewarisi kekuasaan. Sisamping itu, golongan agama banyak yang kecewa pada perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
  5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas Bin Abd Al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasysim dan golongan Syi’ah, dan kaum mawali yamg meras dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.
  1. Khalifah Bani Abbas
Kekuasaan dinasti Banu Abbas atau khalifah Abbasiyah, sebagai mana disebutkan, melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayah. Dinamakan Khalifah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas Paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti Basiyah didirikan adbullah Al-Saffah Bin Muhammad Bin Ali Bin Abdllah Bin Al-Abbas. Kekuasaan berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) s/d 656 H (1258 M) selain dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterabkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Berdasarkan pola pemerintahan dan politik itu para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas Menjadi Lima Periode :
  1. Priode pertama (132 H / 750 M – 232 H / 847 M), disebut priode Pengaruh Persia pertama.
  2. Priode kedua (232 H / 847 M – 334 H / 945 M), disebut masa pengaru Turki pertama.
  3. Priode ketiga ( 334 H / 945 M – 447 H / 1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Priode ini disebut juga masa pengaruh persia kedua.
  4. Priode keempat (447 H / 1055 M – 590 H / 1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani seljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya di sebut juga dengan masa pengaruh turki kedua.
  5. Priode kelima (590 H / 1194 M – 656 H / 1258 M) masa khalifah bebas dari pengaruh lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.

Pada periode pertama,pemerintahan bani Abbas mencapai masa keemasannya. Secara politis, para Khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai mencapai tingkat tertinggi. Priode ini juga berhasil menyimpan landasan bagi perkembangan Filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun, setelah priode ini berkhir, pemerinthan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik, meskipun Filsafatdan ilmu terus berkembang.
Masa pemerintahan Abu al-Abbas, pendiri dinasti ini, sangat singkat,yaitu pada tahun 750 M sampai 754 M karena itu, pembina sebenarnya dari daulat Abbasiah adalh Abu ja’far Al-manshur (754-775 M). Dia dengan keras menghadapi lawan-lawanya dari Bani Umayyah ,Khawarij,dan juga Syi’ah yang mersa di kucilkan dari kekuasaan untuk mengamankan kekuasaannya ,tokoh-tokoh yang besar yang mungkin menjadi saingan baginya satu per satudi singkirkannya.Adullah Bin Ali dan shalih bin Ali Bin Ali.keduanya adlah pamannya sendri yang ditunjuk sebagai gubernur Khalifahsebelumnya di Syr’ia dan Mesir, karena tidak bersedia membaitnya , di bunuh oleh Abu muslim Al-Khurasani atas perintah Abu Ja’far. Abu Muslim sendiri karena dikhawatirkan akan menjadi pesaing baginya, di hukum mati pada tahun 755M.
Pada mulanya, ibu kota negara adalah Al-hasymiyah, dekat Kufah. Namun, untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru itu,Al-Manshur memindahkan ibu kota negara ke kota yang baru di bangunnya, Bagdad, dekat bekas ibu kota Persia, Ctesiphon, tahun 762 M. Dengan demikian,pusat pemerintah dinasti Bani Abbas berda di tengah-tengah bangsa Persia. Di ibu kota yang baru ini Al-Manshur melakuakan konsolidasi dan penertiban pemerintahannya. Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan diu lebaga eksekutif dan yudikatif. Di bidang pemerintahan, dia menciptakan tradisi baru dengan mengangkat Wzir sebagai koordinator departemen,Wazir pertama yang di angkat adlah Khald Bin Barmak, berasal dari Balkh, Persia, dia juga membentuk lembaga perotokol negara, sekertaris negara, keplosian negara disamping membenahi angkatan bersenjata. Dia menunjuk Muhammad Bin Abd Al-Rahman sebagai hakim pada lembaga kehakiman negara. Jawatan pos yang sudah ada sejak masa dinasti Bani Umayyah di tinggkatkan peranannya dengan tambahan tugas. Kalau dulu hannya sekedar untuk mengantar surat, pada masa Al-Manshur, jawatan pos di tugaskan untuk mengghipun seluruh informasi di daerah-daerah,sehingga administrasi kenegaraan dapat berjalan dengan lancar. Para direktur jawatan pos bertugas melaporkan tingkah laku gubernur setempat kepada Khalifah.
Khalifah Al-Manshur berusaha menaklupkan kembali daerah-daerah yang sebelumnya membebaskan diri dari pemerintah pusat, dan memantap kan keamanan didaerah perbatasan. Di antara usaha-usaha tersebut adalah merebut benteng- benteng di Asia,kota Malatia,wilayah Coppadocia,dan Cilicia pada tahun 756-758M. Utara, bala tentaranya melintasi pegunungan Taurus dan mendekati selat Bosporus. Di pihak lain, dia berdamai dengan Kaisar Constantine V dan selama genjatan senjata 78-765 M, Bizantium membayar Upeti tahunan. Bela tentaranya juga berhadapan dengan pasukan Turki Khazar di Kaukasus, daylami di laut kaspi, Turki di bagian lain Oksus dan india.
Pada masa Al-Manshur, pengertian Khalifah kembali berubah. Dia berrkata,”innamana Sulthan Allahdhi fi ardihi (sesungguhnya saya adalah kekuasaan tuhan di buminya)”.dengan demikian konsp Khilafah dalam pandangannya yang berlanjut ke generasi sesudahnya yang merupakan mandad dari ALLAH , bukan dari manusia, bukan pula sekedar pelanjut nabi sebagai mana pada masa Al~Khulapa Al~Rasyadun. Di samping itu, berbeda dari Daulad Umayyah, Khalifah- Khalifah Abbasyah memakai “Gelar Tahta”, seperti Al-Manshur adalah “gelar tahta” Abu Ja’far.” Gelar tahta” itu lebih populer dari pada nam yang sebenarnya.
Kalau dasar-dasar pemerintahan Daulad Abbasiah diletakkan dan di bangun oleh Abu Al-Abbas dan Abu Ja’far Al-Manshur, maka, puncak keemasan dari Dinasti ini berbeda pada tujuh Khalifah sesudahnya ,yaitu Al-Mahdi (775-785 M). Al-Hadi (775-786 M), Harun Al-Rasyid (786-809 M). Al-Ma’mun (813-833 M), Al-Mu’tashim (833-842 M), Al-Wasiq (842-847 M), dan Al-Mutawakkil (847-861 M). Pada masa Al-Mahdi perekonomian mulai meninggkat dengan peningkatan di sektor pertanian, melalui irigasi dan meningkatkan hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga, dan besi. Terkucuali terkucuali itu dagang transit antara Timur dan barat juga banyak membawa kekayaan.Basrah menjadi elabuhan yang penting.
Popularitas Abbasiyah mencapai puncaknya di jaman Klhalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan putranya al-Ma’mun (813-833 M). Kekayaan yang banyak di mamfaat kan Harun Al-Rasyid untuk keperluan sosial, rumah sakit, Lembaga pendidikan dokter,dan farmasi didirikan pada masanya sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian- pemandian umum juga di bangun. Tingkat kemakmuran yang paling tinggi terwujud pada jaman Klhalifah ini. Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan ilmu pengetahuan, dan kebudayaan sertakesusesteraan berada pada jaman keemasannya. Pada masa inilah negara islam menempat kan dirinya sebagai negara terkuat dan tak tertandingi.Al-ma’mun. Pnganting Al-Rasyid,dikenal sebagai Klhalifah yang sangat cinta kepada ilmu pada maa pemerintahanya, p[enrjemahan buku-buku asing di galakkan, untuk menerjemahkan buku-buku yunani, ia mengaji penerjemah-penerjemah dari golongan Kriste dan penganut agama yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah, salah satu karnya besarnya yang terpnting adlah pembangunan Bait al-hikmah, pusat penerjemahan berpungsi sebagai perguruan tinggi dengan per[ustakaan yang besar. Pada masa Al-Mun inilah Baghdad mulai menjadi pusat kebudayaa dan ilmu pengetahuan.
Al-Mu’tashim, Klhalifah berikutnya (833-842 M) memberi peluang besar kepada orang-orang Turki untuk masuk kedalam keperintahan. Keterlibatan mereka dimulai sebagai tentara pengawal tidak seperti masa Daulad Umayyah,dinasti Abbasiyah mengadakan sistem ketentaraan ketentaraan. peraktik orang-orang muslim mengikuti perang sudah terhenti. Tentara di bina secara khusus menjadi perajurit- perajurit profesional’ dengan demikian kekuatan militer Dinasti Bani Abbas menjadi sangat kuat.
Walau pun demian, dalam periode ini banyak tantangandan gerakan politik yang menggau stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar. Gerakan-gerakan itu seperti gerakan sia-sia bani Umayyah dan kalangan intren Bani Abbas, revolusi Al- Kwhawajij di Afrka Utara, gerakan Zindik di Persia, gerakan Syi’ah, dan knplik antar bangsa serta aliran pemikiran keagamaan, semuanya dapat di padamkan.
Dari gambaran di atas terlihat bahwa, dinasti Bani Abbas pada periode pertama menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan islam daripada perluasan wilayah, inilah peradaban pokok antara Bani Abbas dan Bani Umayyah, disamping itu, ada pula ciri-ciri menonjol Dinasti Bani Abbas yang takterdapat di jaman Bani Umayyah.
  1. dengan berpindahnya ibu kota ke Baghdad, pemerintahan Bani Abbas menjadi jauh dari pengaru Arab. Sedabgkan Dinasti Bani Umayyah sangat beriorentasi kepada Arab, dalam periode pertama dan ke tiga, pemerintahan Abbasiyah , yang mempuyai pengaruh kebudayaan Persia yang sangat kuat dan pada periode kedua dan keempat, bangsa Turki sangat dominan dalam politik dan pemerintahan dinasti ini.
  2. Dalam penyelenggaraan negara, pada masa Bani Abbas ada jawatan Wajir yang membawahi kepala-kepala Departemen. Jabatan ini tidak ada di dalam pemerinthan Bani Umayyah.
  3. Ketentaraan profesional baru terbentuk pada masa pemerintahan Bani Abbas.sebelumnya tiadak ada tentara khusus yang profesional.

Sebagai mana di uraikan di atas puncak perkembangan kebudayaan dan kepemikiran islam terjadi pada masa pemerintahan Bani Abbas. Akan tetapi, tidak berarti seluruhnya berwal dari kretivitas penguasa Bani Abbas sendiri, sebagian diantarnya sudah di mulai sejak awal kebangkitan islam. Dalm bidang pendidikan misalnya di awal islam lembaga pendidikan sudah mulai berkembang. Ketika itu lembaga pendidikan terdiri dari dua tingkat, yaitu:
  1. Maktab/kutab dan mesjid, yaitu lembaga pendidikan terendah, tempat anak-anak mengenal dasar-dasar bacaan, hitungan dan tulisa ; dan tempat remaja belajar dasar-dasar ilmu agama, seperti:Tafsir,Hadis,Fiqih dan bahasa.
  2. Tinggat pendalaman, para pelajar yang ingin memperdalam ilmunya, pergi keluar derah menuntut ilmu kepada seseorang atu beberapa orang ahli dalam bidangnya masing-masing pada umumnya, ilmu yang dituntut adalah ilmu agama, pengajaranya berlansung di mesjid- mesjid atau di ruhah-rumah ulama yang bersangkutan, bagi anak penguasa pendidikan bisa berlansung di istana atau di rumah penguasa tersebut dengan memanggil ulama ahli kesana.
Lembaga-lembaga ini kemudian berkembang pada masa pemerintahan Bani Abbas, dengan berdirinya perpustakaan dan akademin, perpustakaan pada masa itu lebih merupakan sebuah universitas, karena di samping terdapat kitap-kitap, di sana orang juga dap[at membaca, menulis, dan berdiskusi.
Hal ini sangat di ditentukan oleh perkembangan bahasa Arab bai sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Di samping itu, kemajuan itu paling tidak, juga di tentukan oleh dua hal,yaitu;
  1. Terjadi asimilasi bangsa arab dengan bangsa-bangsa lain yang terlebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan, pada masa pemerintahan Bani Abbas, bangsa-bangsa non arab banyak yang masuk islam, asimilasi berlangsung secara efetifdan brnilai guna, bangsa-bangsa itu memberi saham tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dalam islam. Pengaruh Persia, sebagai mana telah di sebutkan, sangat kuat di bidang pemerintahan di samping itu, banggsa Persia banyak berjasa dalam perkembangan ilmu, filsafat, dan sastra.
  2. Gerakan terjemahan yang berlangsung pada tiga fase.~ Fase pertama, pada masa khalifah Al-Manshur hingga Harun Al-Rasyid. pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya dalam bidang astronomi dan manthiq.~ Fase kedua berlangsung mulai masa khalifah Al-Ma’mun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedoktoran.~ Fase ketiga berlangsung setelah tahun 300 H terutama setelah adanya pembuatan kertas.bidang-bidang ilmu yang diterjemahkan semakin meluas.

0 komentar: