TAKBIR KEMAKSIATAN



Sesungguhnya agama Islam ini adalah Wahyu dari ALLAH SWT. “di dalam Kitap yang di muliakan, yang ditinggikan lagi, Disucikan, di Tangan para Penulis(Malaikat), yang mulia lagi berbakti” maka tidak mungkin ada seorangpun di antara Mahluk-Nya yang dapat menyadarinya kucuali orang yang Hatinya terbebas dari segala hal selain dia. Di antara Tabiat Wahyu ini adalah,
dia tidak mungkin Bersemayam di dalam Hati yang banyak tercemar oleh oleh sesuatu yang tidak sejenis dengannya. Hakikat ini lenyap begitu saja Dariku selama kurun Waktu yang lama saat saya tidak tahu tempat dan lebih dari seorang , waktu itu saya tidak tahu sebab Fenomena yang berulang-ulang di lebih dari satu tempat dan lebih dari seorang, waktu itu saya tidak tahu sebab Fenomena itu, saya kebungan mencari jawaban yang tepat.


Fenomena ini adalah, bahwasanya banyak Cendikiawan dan orang-orang yang berprestasi yang pernah saya temui di banyak negara, mereka sulit memahami hal yang sederhana dan paling mudah sekalipun di dalam agama ini, mereka terus bertanya tanya dan terus bertanya-tanya lantaran sulitnya memahami apa yang mereka dengar dari Wahyu ini, dan pertanyaan-pertanyaan mereka itu sering dapat Dikatagorikan sebagai pertanyaan bodoh, seandainya mereka mau memikirkan berbagai pertanyaan itu, Niscaya mereka akan mentertawakan diri mereka sendiri, padahal disisi lain mereka tidak mengenal kesulitan dalam hala ilmu keduniaan. Bahkan di antara mereka ada yang tidak membuka buku, tapi mengandalakan Penjelasan dari Pengajar, akan tetapi dia mendapat Nilai yang Maksimal pada Ujian.

Hal ini sering membuatku kebingungan, hingga saya kembali memperhatikan hal yang sudah Lazim diketahui itu dan saya tahu bahwa mereka dengan segala kecerdasan mereka dalam hal-hal kehidupan yang capur baur, maka oleh sebab itu wahyu tersebut tidak dapat menembus hati mereka, itu merupakan takbir kemaksiatan yang di peringatkan oleh imam Waki’ terhadap muridnya, Asy-Syafi’i ketika mengadu tentang sulitnya menghafal, maka beliau berkata, “aku mengadu kepada Waki’ tentang buruknya hafalanku lalu dia mengajurkan supaya aku meninggalkan kemaksiatan dan memberiku tahuku bahwa ilmu itu cahaya dan Allah itu tidak diberikan kepada rang yang suka berlaku maksiat”.

Bahkan lebih dari itu, sesungguhnya pengaruh perkataan Wahyu pada orang lain tidak mungkin dapat terjadi bila keluar dari lisan orang yang melakukan kemaksiatan. Sementara perkataan-perkataan yang sama yang digunakan oleh orang yang mendekatkan diri kepada ALLAH lagi Wara’, Niscaya pengaruh yang besar akan terjadi di dalam JIWA orang lain, Maha Suci Allah yang telah menjadikan Tabiat ini di dalam Kalam-Nya.[]

0 komentar: